CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI BATANG TIDAK LAYAK SEMUA
Tiga pasang calon bupati dan wakil bupati yang telah mendaftarkan
diri ke KPU Kabupaten Batang, mereka tidak mempunyai sesuatu yang
istimewa di kehidupan sehari-hari masyarakat Kabupaten Batang.
Mereka melakukan hal-hal kebaikan kepada masyarakat ketika
mendekati pemilihan umum kepala daerah (PILKADA).Jadi kesimpulannya
mereka mempunyai PAMPRIH atau tidak TULUS dalam melakukan kebaikan
itu.Mereka menyumbang pembangunan masjid/mushola/pondok pesantren,
tidak menarik biaya pengobatan (Gratis),membagi-bagi sembilan bahan
pokok (Sembako), memberi uang kepada orang-orang miskin, memasang
spanduk-spanduk ucapan hari raya dan lain sebagainya dalam rangka
mendapat simpati masyarakat.
Orang yang betul-betul mempunyai sifat BAIK (sering membantu orang,
pemaaf,sabar,dsb.).Dia melakukan hal-hal kebaikan ini tanpa pamprih
(Ikhlas) atau ada tanpa ada tujuan tertentu dan telah melakukan
bertahun-tahun sebelum dia akan mencalonkan menjadi bupati dan wakil
bupati.
Mereka lebih banyak berkampanye dan melakukan hal-hal kebaikan di
pedesaaan karena masyarakat disana lebih gampang dipengaruhi karena
kurangnya akses informasi dan rata-rata berpendidikan rendah.
Saya sendiri melihat,mendengar dan mengetahui bahwa gaji bupati/wakil
bupati atau walikota/wakil walikota tidaklah tinggi berkisar antara
6 juta rupiah sampai dengan 10 juta rupiah, namun tunjangan, honor-
honor dari proyek serta uang ucapan terimakasih (fee) dari pemenang
tender proyek yang menyebabkan bupati/wakil bupati atau walikota/
wakil walikota bergelimpang harta dan menjadi lupa akan tugas dia
mensejahterakan masyarakat di kabupaten/kota yang dia pimpin.
Kesimpulannya mereka para calon bupati/Wakil bupati akan melakukan
segala cara dengan apapun agar mereka dapat menjadi bupati/wakil
bupati.
diri ke KPU Kabupaten Batang, mereka tidak mempunyai sesuatu yang
istimewa di kehidupan sehari-hari masyarakat Kabupaten Batang.
Mereka melakukan hal-hal kebaikan kepada masyarakat ketika
mendekati pemilihan umum kepala daerah (PILKADA).Jadi kesimpulannya
mereka mempunyai PAMPRIH atau tidak TULUS dalam melakukan kebaikan
itu.Mereka menyumbang pembangunan masjid/mushola/pondok pesantren,
tidak menarik biaya pengobatan (Gratis),membagi-bagi sembilan bahan
pokok (Sembako), memberi uang kepada orang-orang miskin, memasang
spanduk-spanduk ucapan hari raya dan lain sebagainya dalam rangka
mendapat simpati masyarakat.
Orang yang betul-betul mempunyai sifat BAIK (sering membantu orang,
pemaaf,sabar,dsb.).Dia melakukan hal-hal kebaikan ini tanpa pamprih
(Ikhlas) atau ada tanpa ada tujuan tertentu dan telah melakukan
bertahun-tahun sebelum dia akan mencalonkan menjadi bupati dan wakil
bupati.
Mereka lebih banyak berkampanye dan melakukan hal-hal kebaikan di
pedesaaan karena masyarakat disana lebih gampang dipengaruhi karena
kurangnya akses informasi dan rata-rata berpendidikan rendah.
Saya sendiri melihat,mendengar dan mengetahui bahwa gaji bupati/wakil
bupati atau walikota/wakil walikota tidaklah tinggi berkisar antara
6 juta rupiah sampai dengan 10 juta rupiah, namun tunjangan, honor-
honor dari proyek serta uang ucapan terimakasih (fee) dari pemenang
tender proyek yang menyebabkan bupati/wakil bupati atau walikota/
wakil walikota bergelimpang harta dan menjadi lupa akan tugas dia
mensejahterakan masyarakat di kabupaten/kota yang dia pimpin.
Kesimpulannya mereka para calon bupati/Wakil bupati akan melakukan
segala cara dengan apapun agar mereka dapat menjadi bupati/wakil
bupati.
Ini sekedar nulis artikel atau emang begitu adanya, bingung entar tanggal 11 nanti mau milih yang mana. Tak satu pun yang saya kenal dari ketiga Calon Bupati tersebut. kalau nama orang-orangnya emang ngerti, tapi profil dari ketiga calon tersebut masih abu-abu bagi saya.
ReplyDeleteSaya lihat masyarakat disekitar saya,mereka bilang "kalau engga ada yang ngasih amplop ya engga usah milih".
Wah bahaya kalau begini....